Siang malam ku selalu
Menatap layar terpaku
Untuk on line on line
On line on line
Jari dan keyboard beradu
Pasang earphone dengar lagu
Aku on line online
On line on line
Demikianlah cuplikan dari lirik lagu berjudul "Online" dari group musik Saykoji. Tidak cuma di radio dan televisi, bahkan di pasar, pusat perbelanjaan, rumah makan, lokasi hang out bahkan di kantor-kantor lagu ini acapkali diputar. Sedang nge-hits? Pasti. Bahkan sampai tulisan ini dibuat pun, lagu ini masih menduduki tangga 10 Hits terbaik versi pooling MTV Indonesia.
Lantas, hal apa yang membuat lagu ini bisa naik daun?Tidak lain karena tema lagu yang dirasakan begitu mengena menggambarkan trend gaya hidup anak muda saat ini, yang begitu akrab dengan dunia maya. Tiada hari (bahkan tiada jam) tanpa berselancar di dunia maya, tanpa mengunjungi situs-situs pertemanan, tanpa cari-cari berita dan gosip baru di situs-situs internet, entah itu dengan tujuan sekadar ingin menjadi pribadi yang update terhadap informasi, cari teman atau gandengan baru, bisnis ataupun hanya sekadar mengisi waktu luang.
Ya, dunia memang tengah keranjingan internet. Dengan begitu berkembangnya teknologi, semakin mudah saja kita menemukan orang-orang di sekitar kita, atau bahkan kita sendiri yang begitu sibuk dengan berbagai gadget, mulai dari BlackBerry, iPod, NetBook, NoteBook, PDA, SmartPhone dan sebagainya. Tidak hanya monopoli anak muda, eksekutif top, namun kini juga sudah merambah ke generasi ABG (Angkatan Babe Gue). Dengan berkembangnya tren Web 2.0 di mana teknologi telah menjadi media dan fasilitator komunikasi 2 arah antara para user di seluruh dunia, memang kini dunia serasa lebih dekat, tanpa batas ruang dan waktu. Inilah kekuatan dari teknologi Web 2.0! Namun, disadari atau tidak, seiring dengan fenomena itu, dunia juga tengah terancam dengan penyakit IAD.
Ck..penyakit apa lagi ini? IAD merupakan kepanjangan dari Internet Addiction Disorder atau dalam bahasa Indonesianya berarti Gangguan Ketagihan Internet. Menurut sebuah kajian dari Center for Online Addiction yang berlokasi di Amerika, terdapat 5 kategori utama dari kecanduan ini, yakni :
- Cyber Sex Addiction : cenderung mengunjungi situs porno, menjadi komunitas chatting room yang berhubungan dengan seks;
- Social Networking Addiction : makin lama makin senang bergaul di dunia maya, mengunjungi dan mendaftar di berbagi situs jejaring sosial untuk chatting, diskusi dan bertukar informasi;
- Information Updation Addiction : selalu merasa harus update dengan berbagai informasi terbaru, harus selalu online dan terhubung dengan situs-situs penyedia informasi dan pengumuman;
- Computer Addiction Itself : saban hari selalu ingin menyentuh dan mengutak-ngatik komputer dengan berbagai perangkatnya;
- Online Game Addiction : kecanduan terhadap game online sehingga susah sekali untuk berhenti.
Lantas, apa saja tanda-tandanya seseorang terkena "penyakit" ini? Maressa Hecht Orzack, guru besar Harvard University dan direktur Computer Addiction Services di rumah sakit McLean di Belmont, Mass, Amerika di antaranya mendaftar beberapa gejala psikologis IAD seperti merasa senang dan bahagia berada di depan komputer, ingin menghabiskan waktu lebih lama untuk surfing, merasa depresi & gelisah jika jauh dari dunia maya, berbohong kepada keluarga dan atasan mengenai kegiatan di internet, susah berhenti jika sudah ber-internet ria dan lebih suka menghabiskan waktu di dunia maya daripada bergaul dengan orang lain di sekitarnya. Sementara gangguan fisik yang biasanya menyerang penderita antara lain mata kering, migrain, nyeri atau sakit pada telapak tangan atau punggung, malas makan, mengabaikan kebersihan badan dan sulit tidur.
Nah, buat Anda yang suka berselancar di dunia maya dan mulai mengalami gejala-gejala di atas, ada baiknya Anda mulai mengubah gaya hidup Anda atau jika stadium Anda sudah berat, silakan minta bantuan teman, keluarga atau psikolog, karena seringkali kecanduan ini susah diobati sendiri.
Ah..saudara penulis, sepertinya Anda terlalu berlebihan? Emm..jika seperti itu pikiran Anda ke saya, sepertinya tidak. Di Amerika, bahkan sejak tahun 1990-an, sudah terdapat 2 klinik yang membentuk divisi khusus untuk penanganan IAD, yakni Center for Internet Addiction Recovery di Bradford, negara bagian Pennsylvania dan Center for Internet Behavior di negara bagian Connecticut. Lebih dekat lagi di Asia.
Di Indonesia sendiri, meskipun hal tersebut belum menjadi concern pemerintah dan instansi medis, sepertinya kisah-kisah yang muncul juga tak kalah seru, bahkan terbilang miris. Beberapa waktu lalu, di salah satu harian terkemuka Tanah Air, dimuat sajak seorang anak bernama Serafina Ophelia. Judulnya : Ibu dan Fesbuk. Beberapa potongan sajaknya kurang lebih berbunyi begini :